"Jangan bercanda!" Yuni mengayunkan tangannya, membuat tombak es raksasa dan menerbangkannya ke arah Calvin.
"Sia-sia ..." Calvin menatap tombak itu, kemudian meniupnya, seketika itu juga tombak itu berputar, jatuh dengan kecepatan tinggi. "Kekuatanmu ... hanya seperpuluhanjuta dari kekuatanku."
Lukas melompat, menahan tombak itu dengan dibantu oleh kekuatan Vonny. Namun kekuatan Calvin dalam mengendalikan es sudah jauh melebihi Yuni. Stella menciptakan Black Hole lagi, kemudian dengan segenap tenaganya, Lukas melempar tombak itu ke dalam lubang hitam yang diciptakan Stella.
"Hahh... Hhh!"
Lukas, Vonny, dan Stella terengah-engah. Yuni jatuh berlutut, shock karena ia lupa membawa Freeze Note keluar dari villa mereka. Kini buku itu telah jatuh ke tangan Calvin, Calvin sudah jauh melebihinya. Dan ia tahu, Calvin tidak akan segan-segan membunuh mereka semua.
"Kh ... Uhuk!"
Ternyata mereka betiga telah mencapai batas mereka masing-masing. Darah tersembur keluar dari tiga orang yang telah menggunakan kekuatan mereka secara berlebihan, mereka gemetar kelelahan. Sementara Grit hanya bisa melindungi tubuh Vivian dan Novi yang masih membeku dalam kristal es.
"Menyerahlah... Yuni telah mengkhianati kalian." gumam Calvin. "Kalau tidak ada dia, mungkin kalian tidak akan terpojok seperti ini, tapi karena KESALAHANNYA... kalian harus sekarat seperti ini!" Yuni tersentak, tubuhnya ikut gemetar, ketakutan, dan merasa bersalah.
"Ap... Yuni! Jangan dengarkan dia!" Vonny terjatuh, dengan susah payah ia menyeret tubuhnya ke arah Yuni. "Kami tidak menyalahkanmu! Tidak pernah menyalahkanmu! Kita teman!"
"Kasihan ... hanya karena dirimu seorang yang tidak bisa apa-apa, semua teman-temanmu ikut susah."
"Crekh! Trekh!"
"Yuni ... akuilah, kau hanya seorang yang tidak bisa apa-apa, dan kini kau seorang pengkhianat."
"Krakh!""Kalau aku menjadi kau ... aku memilih mati!""Di...am."
"Kau, pengkhianat yang tidak berguna... kenapa tidak mati saja?"
"DIAMMM!"
"Krak! Prang!"
Mereka spontan melihat ke belakang, sepasang mata merah Vivian telah melotot dengan marah. Vivian menatap Calvin. Hawa pembunuh terpancar kian kuat dari sorot matanya yang tajam.
"Akan kubunuh kau di sini, sekarang juga ... CALVIN!"
Mata merah Vivian memancarkan cahaya kemerahan ke arah helikopter Calvin. Calvin dengan sigap membuat perisai es. Sinar itu mencapai perisai itu dan Vivian berkedip dengan cepat.
"KRAKH! DHUAMMMM!"
Perisai es itu pecah berkeping-keping. Kedipan yang sangat maut dari Vivian, memecahkan perisai Calvin seperti bom yang meledak."Ho ... kedipanmu tidak berubah Vivian, tetap seksi dan menarik hati." Calvin menggoda Vivian, kemudian tertawa. Vivian menggeram, kemudian menggunakan kekuatannya lagi. Cahaya merah yang terpancar keluar dari mata Vivian membuat Calvin memilih kabur, ledakan di udara yang dahsyat membuat air sungai itu bergetar, demikian juga tanah tempat mereka berpijak.
"Kau tidak akan lolos!" bentak Vivian, kemudian mengepalkan tangannya, menciptakan cahaya yang serupa di tangannya. Lalu melepaskannya ke arah helikopter Calvin, Calvin tidak tinggal diam, ia melepaskan rudal tepat ke arah cahaya itu.
Tapi terlambat ... cahaya itu berhasil menghancurkan rudal serta helikopter Calvin dan membuat bangkai helikopter itu jatuh ke sungai. Calvin telah tewas, di tangan Vivian. Sedangkan Freeze Note terjatuh tepat di depan Yuni yang masih shock.
"Yun, pemilik Freeze Note adalah kau, selalu." kata Grit, Yuni tersenyum dan meraih buku itu. Namun, helikopter 'PC' telah merapat ke hulu sungai, dan yang akan menjadi lawan mereka adalah...
"PC, ah bukan..." gumam Grit. "Peter Christian."