well

Face the future

Forget the past

Welcome to nophioeiSite♥
My World and My Lifes

 

你让

感觉

更好

 
       
 
   
       
           
   
Profile


'иσρнι σɛι'ƨ нσмɛ'
ι нσρɛ ʏσʋ cαи ɛиʝσʏ тнιƨ .
ƉЄΔЯ ĦΔƬЄЯƧ , Ĵʋƨт ɢɛт тнɛ нɛℓℓ σʋт
ИσρнιЄ ѲЄι
Bιятн∂αʏ : 25 иσѴɛмвɛя 96
˩ικɛƨ : σиℓιиɛ , ρικαcнʋ , ρσяιиɢ , яʋяʋʋ , cʋтɛ ƨтʋғғ , ɛтc ♥
making-sweetness ƨтʋρι∂
making-sweetness мʋƨιc
making-sweetness cнιℓ∂ιƨн
making-sweetness ғσσℓ
making-sweetness иιcɛ
♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Єтc ♥
- иσρнι Ѳɛι -
visitor :

Sweet things




making-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetness

<

© Nophi Oei's Templated , Created at 6:02PM 18-08-2011 :) .

making-sweetness Chap 9:Doubt
Thursday, 28 April 2011 making-sweetness Back to the top

***
3rd Person POV*

"Suara apa itu?"

Antonio berdiri, hendak menyusul Vonny ke belakang, namun Lukas dan Grit menahannya dengan senyuman mereka.

"Gapapa, palingan Novi numpahin sup, santai aja Ton." Grit berdalih, menyuruh Antonio duduk kembali. Antonio terduduk, diam, raut wajahnya masih menunjukkan keraguan terhadap kata-kata Grit dan Lukas. Grit menggeser tempat duduknya ke arah Antonio dengan wajahnya yang tampak sedikit pucat.

[K-Kas...]

[Gue tau, gue segera ke sana.]

Lukas berjalan perlahan ke koridor belakang sementara Grit tetap bercakap-cakap dengan Antonio untuk mengalihkan perhatiannya. Di belakang, Yuni dan Stella sedang menenangkan Vonny, ia masih terisak, seluruh tubuhnya gemetar. Lukas menghampiri tubuh Novi yang membeku, menatap ke dalam mata merahnya yang terbuka lebar terselubung es.

"Kali ini Novi, Kas! NOVI!" ujar Vonny dengan isak tangis meledak, Lukas menatap Vonny untuk menyuruhnya memperkecil suara tangisnya. Vonny menggeleng kuat, isak tangisnya tetap terdengar di ruangan itu.

"Gue tau... tapi kita cuma bisa berbuat ini, setidaknya sampai kita dapatkan cara untuk menyelesaikan semua ini." Lukas menunduk, menatap langsung wajah Vonny dengan tatapan serius. "Apa tekat lu mengubah dunia cuma sampai di sini, Von?"

Vonny menggeleng tegas, ia menghapus airmatanya, kemudian menampar wajahnya sendiri walau sedikit isak tangisnya masih terdengar. Stella dan Yuni tersenyum sementara Grit datang dengan secangkir teh hangat di tangannya.

"Minum nih Von, biar tenang." Grit menyerahkan teh hangat itu pada Vonny, Vonny menerimanya dengan tangannya yang masih sedikit bergetar, kemudian mulai meneguknya perlahan. Manis dan hangat rasanya.

"Makasih, Grit." ucap Vonny, tersenyum. Grit membalas senyumnya. "Ngomong-ngomong, Antonio gimana?"

Grit tersenyum, Vonny segera menoleh ke sebelahnya. Lukas yang tadi ada di sebelahnya telah menghilang tanpa suara. Secepat itukah Lukas menghilang? Aneh...

***
Antonio's POV

Ahh, Lukas datang. Setelah tadi mereka semua menghilang ke belakang. Dengan buru-buru aku menutup ponselku, bahaya... tadi aku sedang mencoba menelepon PC, tapi sepertinya tidak ada jawaban. Sial...

"Kas? Tadi ada apa di belakang? Masalah penting? Dan gue denger juga kayaknya ada suara teriakan, baik-baik aja kan?" tanyaku tanpa jeda. Lukas hanya mengangguk pelan, kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku, ia menundukkan sedikit kepalanya seperti sedang berpikir.
"An...apa lu kenal detektif bernama 'A'?" tanya Lukas,tenang. Aku tersentak, mencoba tetap tenang. Belum sempat aku menjawab apa-apa, Lukas menoleh dan memasang senyum yang sulit kuartikan.

"Kau mengetahuinya, kau mengenalnya, atau lebih parahnya... kau adalah dia."

Aku menundukkan kepalaku, tidak tahu harus menjawab apa. Kudengar ponselku berdering, PC. Dengan cepat kuangkat panggilan itu.
"Halo? A?"

"Ya, ini aku... ada informasi terbaru?"

"The Messenger Of Death ada di sana, waspadalah..."

Aku melipat flap ponselku dan berdiri, menatap mata Lukas yang entah kenapa sekarang bersinar kemerahan."Cih!"

Aku berlari ke belakang, Lukas menyusulku. Dengan cepat aku mencapai koridor belakang yang panjang dan gelap, menuju dapur. Kemudian aku melihat pemandangan yang... mengerikan.

"NOVI!?"

Kulihat tubuh adikku terselubung es, membeku dengan mata merah menyala terkubur dalam es tersebut, seperti disegel. Di sekelilingnya, aku melihat semua teman-temanku mengelilinginya, mereka menatapku dengan tatapan yang melecehkan, menghina, tidak hangat seperti biasanya.

"Jangan jangan..." ucapku, tapi Lukas memotong ucapanku sebelum aku menyelesaikannya.

"Ya..." Lukas mendekat ke arahku, memainkan poni rambutnya dengan senyuman yang sekarang kutahu artinya: senyuman iblis.

"Kami adalah THE MESSENGER OF DEATH... dan kau adalah A."

making-sweetness POSTED BY ИσρнιЄ ѲЄι あやか AT 09:19 | 0 Comments

? Older posts making-sweetness Newer posts ?