well

Face the future

Forget the past

Welcome to nophioeiSite♥
My World and My Lifes

 

你让

感觉

更好

 
       
 
   
       
           
   
Profile


'иσρнι σɛι'ƨ нσмɛ'
ι нσρɛ ʏσʋ cαи ɛиʝσʏ тнιƨ .
ƉЄΔЯ ĦΔƬЄЯƧ , Ĵʋƨт ɢɛт тнɛ нɛℓℓ σʋт
ИσρнιЄ ѲЄι
Bιятн∂αʏ : 25 иσѴɛмвɛя 96
˩ικɛƨ : σиℓιиɛ , ρικαcнʋ , ρσяιиɢ , яʋяʋʋ , cʋтɛ ƨтʋғғ , ɛтc ♥
making-sweetness ƨтʋρι∂
making-sweetness мʋƨιc
making-sweetness cнιℓ∂ιƨн
making-sweetness ғσσℓ
making-sweetness иιcɛ
♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Єтc ♥
- иσρнι Ѳɛι -
visitor :

Sweet things




making-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetness

<

© Nophi Oei's Templated , Created at 6:02PM 18-08-2011 :) .

making-sweetness Chap 11-12:Run Away-Dying
Thursday, 28 April 2011 making-sweetness Back to the top

Chapter 11: Run Away

Lukas segera menarik Stella dan melemparkannya ke kursi belakang mobil Ferarri. Yuni dan Vonny mengangkat tubuh Novi dan Vivian dengan hati-hati ke kursi belakang mobil. Grit dan Lukas melompat ke motor mereka masing-masing, mereka tahu, pasti markas mereka sudah dikepung. Bisa dipastikan ada ratusan polisi di luar sana.

Yuni melepas tutup botol airnya dan menggerakkan tangannya. Air dalam botol itu seketika terbang ke udara, mencapai awan dan membeku di sana, menciptakan hujan yang cukup deras.

"Kalian tidak akan lolos hanya karena hujan kecil seperti ini!"
Yuni memejamkan matanya, membacakan beberapa mantera-mantera dan kemudian membuka matanya, disusul dengan mengayunkan tangannya ke bawah. Ribuan tetes air hujan berubah menjadi jarum es dan langsung menghujam semua orang di luar, kecuali The Messenger Of Death yang dilindungi oleh atap villa mereka.

"Uhuk!" Yuni menutup mulutnya. Darah segar mengalir dari sela-sela tangannya yang digunakan sebagai penutup.

"Kau terlalu banyak memakai kekuatanmu, Yun." Stella membantu Yuni duduk di kursi belakang mobil, di sana sudah menanti Vonny dan Stella sendiri segera melompat ke kursi depan. Grit, Lukas, dan Stella men-starter kendaraan masing-masing dan menge-gasnya secepat mungkin. Kabur melalui pintu belakang. Di luar, mereka melihat puluhan mayat polisi yang berlumuran darah, mati mengenaskan.

"Brrrmmm!" suara kendaraan mereka mengoyak keheningan malam. Mendadak terdengar suara, suara baling-baling helikopter. Spontan mereka semua melihat ke atas. 10 meter di atas mereka telah terbang 3 buah helikopter masing-masing terpampang inisial: A, PC, dan CT.

"Cih! Kita berpencar! Grit ke kiri, Stella ke kanan!" pekik Lukas seraya memutar gasnya. Jalanan kiri adalah jalanan berbatu, sedangkan di kanan ada hutan, namun di depan ... tebing yang curam dengan sungai berarus deras di bawahnya.

Lukas menelan ludah, helikopter A mengejarnya. Sedangkan Grit dijaga ketat oleh PC, Stella oleh CT. Grit dan Stella telah memasuki arah mereka masing-masing, sedangkan tidak sampai 20 meter di depan Lukas sudah terpampang tebing yang curam itu.

"Gawat Kas! Jalanan berbatu dan hutan ini tembus ke tebing curam itu!" mendadak Walkie-Talkie Lukas berbunyi. Lukas terdiam, berpikir sejenak.

"Haruskah kubekukan airnya?" tanya Yuni dengan suara lemas. Lukas menggeleng cepat.

"Kita semua bisa hancur kalau jatuh dari ketinggian ini menghantam es!" pekiknya, Yuni mengangguk singkat tanda mengerti.

"Begini saja, begitu terjun, segera keluar dari kendaraan kalian dan berenang ke hulu sungai! Dan jangan lupa ..." Lukas terdiam sejenak, kemudian melanjutkan. "Berdoalah pada dewa kematian."

Mereka semua segera terjun, menghadapi keganasan sungai.

Chapter 12: Dying

"Jbyurrr!"

Cipratan air besar, mereka semua telah jatuh ke dalam sungai. Grit menolong para wanita dengan menarik badan Vivian. Sementara Stella, Yuni, dan Vonny tetap menjaga tubuh Novi.

"Hey, itu kan ..." Stella menunjuk tubuh Antonio yang terapung di air, belum meninggal, sepertinya tadi ia terbawa di kursi belakang Ferarri. Vonny menatap Antonio lalu kembali menatap Lukas. "Haruskah kita biarkan dia mati di sana?"

Lukas berpikir lagi, kali ini berpikir keras. Lalu kemudian ia menggigit bibirnya dan mengumpat kasar, namun tubuhnya berenang mendekati dan menolong mantan teman sekelasnya itu.

"Kenapa kau menolongnya?" tanya Grit, masih menjaga tubuh Vivian.

"Novi pasti membenciku kalau aku meninggalkan kakaknya di sana dan membiarkannya mati, lagipula ..."

"BHUR!" Sebuah peluru hitam raksasa jatuh ke sungai itu, namun tidak mengenai mereka.

"Ayo cepat! Mereka akan menembaki kita dengan peluru meriam!" pekik Stella, tapi Lukas menatap ke atas lagi, tidak ada lagi tanda-tanda seolah mereka tidak memiliki niat menembak lagi, seolah peluru itu sudah cukup untuk menghabisi Lukas dan teman-temannya. Jangan-jangan ...

"LARI SEMUANYA! ITU BOM! BERLINDUNG!"

Terlambat ...
"DHUARRRR!"

Terasa ada dorongan tidak terlihat dan mereka terhempas ke hulu sungai. Grit mencengkeram batu karang dan menahan tubuh Vivian, demikian juga Lukas yang segera menangkap tangan Grit dan akhirnya mereka berhasil menahan satu sama lain.
"Keparat kau, A!" Yuni dengan marah menghempaskan tangannya, air sungai di bagian tengah naik, menciptakan tsunami yang luar biasa, bagaikan harimau yang siap menerjang ketiga helikopter itu. Tsunami yang hebat itu segera disusul dengan energi telekinetik milik Vonny yang menambah daya hancur serta jangkauannya. Grit tidak tinggal diam, ia melipat telapak tangannya dan air sungai berubah warna menjadi keunguan, mengandung racun yang sangat berbahaya.

"Stella! Pegang tanganku!" pekik Lukas, Stella menurut dan segera memegang erat tangannya. Secepat kilat, Lukas melemparnya ke atas(kekuatan Lukas bertambah akibat Life Note)
"Stella! Gunakan 'itu'!" teriak Vonny. Stella menoleh, wajahnya terlihat ragu. "Percayalah padaku!" tambah Vonny, Stella mengangguk dan membentuk lingkaran dengan jari tangannya, merapalkan mantera.

"BLACK HOLE!"

Sebuah pusaran hitam tercipta dan menarik helikopter-helikopter itu. Bagaikan pintu gerbang ke neraka, ditambah lagi tsunami itu hampir mencapai mereka. Lukas tersenyum penuh kemenangan, tapi...

"CHKREK!" mendadak tsunami itu membeku, dan menjadi penghalang, Black Hole itu hanya sanggup menghisap gumpalan es raksasa itu tanpa berhasil melenyapkan helikopter A,PC, dan CT. Tiba-tiba dari helikopter CT, seseorang menampakkan diri.
"Calvin Tantoso!" pekik The Messenger Of Death bersamaan, dan di tangannya... FREEZE NOTE?

Yuni merogoh tas-nya, benar... ia lupa membawanya.

"Akulah pemilik Freeze Note yang baru!"

making-sweetness POSTED BY ИσρнιЄ ѲЄι あやか AT 09:42 | 0 Comments

? Older posts making-sweetness Newer posts ?