well

Face the future

Forget the past

Welcome to nophioeiSite♥
My World and My Lifes

 

你让

感觉

更好

 
       
 
   
       
           
   
Profile


'иσρнι σɛι'ƨ нσмɛ'
ι нσρɛ ʏσʋ cαи ɛиʝσʏ тнιƨ .
ƉЄΔЯ ĦΔƬЄЯƧ , Ĵʋƨт ɢɛт тнɛ нɛℓℓ σʋт
ИσρнιЄ ѲЄι
Bιятн∂αʏ : 25 иσѴɛмвɛя 96
˩ικɛƨ : σиℓιиɛ , ρικαcнʋ , ρσяιиɢ , яʋяʋʋ , cʋтɛ ƨтʋғғ , ɛтc ♥
making-sweetness ƨтʋρι∂
making-sweetness мʋƨιc
making-sweetness cнιℓ∂ιƨн
making-sweetness ғσσℓ
making-sweetness иιcɛ
♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Єтc ♥
- иσρнι Ѳɛι -
visitor :

Sweet things




making-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetnessmaking-sweetness

<

© Nophi Oei's Templated , Created at 6:02PM 18-08-2011 :) .

making-sweetness Chap 15:Revealed
Thursday, 28 April 2011 making-sweetness Back to the top

Akhirnya orang ketiga melompat turun dari helikopter 'A'. Vivian bersandar ke sebatang pohon, kelelahan akibat pertarungan yang dahsyat dengan Calvin, Grit juga melakukan hal serupa, apalagi setelah pendarahan yang cukup parah di seluruh tubuhnya akibat luka-luka yang disebabkan pisau Peter. Mereka kelelahan.

Orang yang melompat turun itu sudah pasti A. Tapi berbeda dengan Calvin dan Peter, ia tidak langsung menunjukkan wajahnya melainkan mengenakan kerudung hitam yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Namun bisa dilihat dari balik lengan panjangnya yang lebar, tersembunyi sepasang cakar mengerikan. Di tangan kanan dan kirinya masing-masing terdapat 3 cakar, seperti Wolverine tapi tentu saja, cakarnya tidak tumbuh dari tangannya melainkan dipakaikan dengan suatu alat yang aneh.

"Sepertinya sudah waktunya kita menggunakan itu." ujar Stella, Vonny mengangguk. Mereka berdua merogoh saku mereka.

Stella dan Vonny mengeluarkan Weapon Box. Penemuan yang baru-baru ini ditemukan untuk jaga-jaga. The Messenger Of Death memasukkan senjata mereka ke dalam kotak 3 cm itu dan bisa dikeluarkan kapan saja, mereka melempar 2 kotak itu ke udara.

"Weapon Released! Un-scope Sniper!"
"Weapon Released! Magician Staff!"

Dalam sekejap, kotak Stella berubah menjadi sebuah sniper tanpa pembidik dan kotak Vonny berubah menjadi sebuah tongkat hitam panjang. Mereka berdua tersenyum, persenjataan mereka sudah sempurna.

"Releasing Weapon complete! Synchronization with the power of The Notes, Complete!"

"Maju! Von!"

Stella menembakkan 3 peluru sekaligus tanpa membidik A sedangkan Vonny menembakkan cahaya hitam dengan tongkatnya. Peluru Stella, dicampur dengan kekuatan Death Note dapat memusnahkan apapun yang terkena olehnya, sedangkan cahaya hitam Vonny hasil penggabungan kekuatan dengan Hypno Note membuat cahaya itu dapat mengendalikan apapun yang dikenainya.

"A, kau bukan tandingan kami." gumam mereka berdua. 4 tembakan sudah tepat di depan A. Namun A dengan cepat menghadang semua peluru itu dengan cakarnya dan mementalkan seluruhnya, tidak ada yang mengenainya, namun peluru Stella berhasil mematahkan cakarnya.

"Sepertinya tanpa senjata, kau tidak menakutkan ya?" ejek Stella. A menekan sebuah tombol di senjatanya dan cakar itu tumbuh kembali, lebih panjang dari sebelumnya.

"Mustahil..." Belum hilang terkejutnya Stella dan Vonny, A menekan tombol di ikat pinggangnya yang berwarna hitam.

"Acceleration Mode, Access Confirmed."

A menghilang, Stella dan Vonny mencarinya, tapi... tidak kelihatan, dimana dia?

"Jleb!"

Stella dan Vonny spontan melihat ke arah bawah, mereka melihat masing-masing di perut mereka telah tertembus oleh 3 cakar tajam. A segera melepaskan cakar dan menendang Stella dan Vonny. Mereka melayang ke sungai, untunglah Lukas dan Grit sempat menahan mereka sebelum jatuh ke sungai.

"Uhuk... sorry Kas, dia kuat sekali." kata Stella, Lukas menyandarkan tubuhnya ke sebatang pohon, Vonny mengangguk dengan mulut yang gemetar, darah sudah keluar dari luka akibat cakar A. Lukas melihat ke arah A, kerudungnya terbuka sedikit di bagian mata. Mata hitam yang kesepian... sepertinya pernah dikenal oleh mereka, namun siapa?

"LUKAS! BELAKANG!" pekik Vivian keras, Lukas menoleh, A sudah di belakangnya. Dan bersiap menusuknya dengan cakar yang digunakannya untuk melubangi perut Stella dan Vonny.

"PRAKH!"

"Weapon Released! Invincible Bow!"
"MUNDUR, LUKAS!"

"JLEB!"

Mendadak bahu A berlubang, seperti luka terpanah. Namun tidak ada anak panah di sana, hanya ada darah yang mengalir dari lubang itu.Novi membidik dengan busur panahnya yang transparan dari jauh, ia sudah keluar dari es tersebut.

"Novi! Aku tidak pernah sesenang ini melihatmu!" pekik Lukas, Novi tersenyum sinis. Kemudian menarik busurnya lagi, namun A dengan sigap melompat ke belakang Novi yang baru tersadar dari penjara es dan menghadiahinya sebuah pukulan tepat di wajahnya.

"Pueh!"

Novi meludah ke tanah rerumputan yang basah, matanya bertatapan dengan mata A. Kemudian dengan sigap ia menarik busurnya lagi, namun lagi-lagi. A sudah menghilang... rerumputan tertiup angin, atau mungkin itu akibat dari gerakan A. Level kecepatan A, bukanlah Mach(Kecepatan suara), melainkan Light Velocity(Kecepatan cahaya)...

"Weapon Released! Ice Spear!"

Yuni melepas tombak es-nya. Benar, tombak es bisa melacak keberadaan musuh. Namun walaupun terlacak, apakah yang bisa menandingi kecepatannya?

"Ice Mark!"

Yuni menembakkan serpihan es dari tombaknya, serpihan itu menempel ke tubuh A yang bergerak dengan kecepatan cahaya yang tidak tertangkap mata, memberitahu letaknya.

"Vivian..." Grit menoleh ke arah Vivian, Vivian mengangguk kemudian mengeluarkan Weapon Box miliknya.

"Weapon Released! A Thousand Needle Box!"

Sebuah kotak terikat rapi di ikat pinggang Vivian, ia merogoh kotak kecil itu dan mengeluarkan 40 buah jarum dalam genggamannya. Lalu melemparkan semuanya dengan cepat.

"Needle Rain!"

Hujan jarum berhasil menahan sosok A, kaki, badan, dan tangannya terkena jarum Vivian, mengeluarkan banyak darah. Namun tidak ada teriakan, tidak ada ringisan sakit, hanya ada helaan nafas yang berat. Angin bertiup kencang, menampakkan sepasang mata gelap milik A lebih lagi. Ia hanya diam, menunggu. Di ikat pinggangnya, ada tertulis sesuatu... 'N'?

"Lukas, selesaikan dia!" pekik Vivian, ia terduduk lemas. Lukas tersadar, ia segera mengeluarkan kotak senjata miliknya dan melemparnya.

"WEAPON RELEASED! BLOODY KATANA!"

Sebuah pedang katana sepanjang 2 meter berada dalam genggaman Lukas, katana itu memiliki warna mata pedang yang bewarna merah seperti ditempa menggunakan besi berlumuran darah. Satu serangan pasti bisa menghabisinya.

"UWOHHHHH!"

Lukas mulai berlari. Berlari dengan cepat.

Kita pasti akan bertemu lagi, teman-teman.

Angin betiup dengan kencang.

Begitu aku pulang ke Medan, kita pasti akan bersenang-senang bersama.

Kerudung 'A' terbuka, tertiup oleh angin, menampakkan wajahnya, rambutnya, semuanya... topeng yang selama ini menutupi diri A telah terbuka.

Aku tidak akan melupakan kalian, Lukas, Grit, Novianna, Vivian, Vonny, Yuni, dan terutama... orang yang sangat kusayangi... Stella.

Lukas menusuk A dengan berlinang air mata, ia menangis.

"Calvin untuk C, ikat pinggang N, dan Peter untuk P." gumam Lukas, memeluk tubuh yang baru saja ditusuknya. "C.N.P"

"Maafkan aku... beristirahatlah dengan tenang, A... Requesta Im Pace(Rest In Peace)... Christian Nurtanto Putra."

making-sweetness POSTED BY ИσρнιЄ ѲЄι あやか AT 09:48 | 0 Comments

? Older posts making-sweetness Newer posts ?